oleh Ustadz Fuad Al Hazimi
Diriwayatkan bahwa seorang pendeta Bani Israil pernah bermunajat kepada Allah seraya berkata :
يا رب ! كم أعصيك ولا تعاقبني ؟
“Ya Allah betapa banyak aku telah bermaksiat kepada-Mu namun Engkau tidak sedikit pun menimpakan balasan atas diriku”.
Maka Allah menurunkan wahyu kepada Nabi yang diutus saat itu :
كم أعاقبك وأنت لا تدري ، أليس قد حرمتك حلاوة مناجاتي ؟
“Katakan kepadanya : “Betapa besarnya balasan yang telah Aku timpakan kepadamu, sedangkan engkau tidak menyadarinya. Bukankah Aku telah mengharamkan bagimu manisnya beribadah kepada-Ku, sehingga engkau tak pernah lagi merasakan nikmatnya bermunajat kepada-Ku”.
(Hilyatul Auliya’ : Al Hafidz Abu Nuaim Al Ishfahani Juz 10 halaman 168)
Abu Darda' Radhiyallohu 'anhu berkata :
"Hindarkan diri kalian dari kebencian orang-orang mukmin terhadap kalian. Tahukah kalian apa sebabnya ? Sesungguhnya jika seorang hamba Allah telah banyak berbuat maksiat kepada Rabb nya, maka Allah akan melontarkan kebencian-Nya ke dalam hati orang-orang mukmin (agar mereka benci terhadap orang itu) dengan tanpa disadari orang itu"
(Hilyatul Auliya’ : Al Hafidz Abu Nuaim Al Ishfahani Juz 1 halaman 215)
Ketika ada yang bertanya kepada Wuhaib bin Al Warad, seorang ulama salaf :
“APAKAH ORANG YANG BANYAK MAKSIAT DAPAT MERASAKAN NIKMATNYA IBADAH ?
Beliau menjawab :
“JANGANKAN YANG BANYAK BERMAKSIAT, BAHKAN YANG BARU BERNIAT UNTUK BERMAKSIAT SAJA TIDAK AKAN MERASAKAN NIKMATNYA IBADAH”
(Fathul Bari, Kitabul Iman : juz 1 hal 23, Hilyatul Auliya’ Juz 8 hal 144, Syu’abul Iman Al Baihaqi juz 5 hal 447)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar