Rabu, 01 Mei 2013

Catatan Pengajian Ranting Muhammadiyah Randugunting 2 Kota Tegal : Tafsir Al Qadr

Tafsir Surat Al Qadr
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (١)وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (٢)لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (٣)تَنَزَّلُ الْمَلائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ (٤)سَلامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ (٥)

Allah Ta’ala mengkhabarkan bahwa Dia menurunkan Al Qur’an pada malam Lailatul Qadr. Malam Lailatul Qadr adalah malam yang penuh berkah sebagaimana Allah Azza wa Jalla      berfirman:  إنا أنزلناه في ليلة مباركة "Kami telah menurunkan Al-Qur'an ini pada malam yang penuh berkah."  (Ad Dukhan:3), dan malam itu adalah malam yang penuh kemuliaan dan malam Lailatul Qadr ada pada bulan Ramadhan, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman شهر رمضان الذي أنزل فيه القرآنBulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an.” (Al Baqarah:185)


قال ابن عباس وغيره : أنزل الله القرآن جملة واحدة من اللوح المحفوظ إلى بيت العزة من السماء الدنيا ، ثم نزل مفصلا بحسب الوقائع في ثلاث وعشرين سنة على رسول الله صلى الله عليه وسلم . 
Ibnu Abbas dan yang lainnya berkata : “Bahwa Allah menurunkan Al Qur’an dalam jumlatan waahidatan (jumlah yang satu/sekaligus) dari Lauhul Mahfudz ke Baitul Izzah di langit dunia, kemudian dari Baitul Izzah diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui perantaraan Jibril secara mufassholan (berkala) sesuai dengan kejadian-kejadian yang terjadi. Seperti : perang badar dsb. Dan Al Qur’an diturunkan dalam kurun waktu 23 tahun lamanya.

Sedangkan susunan Al Qur’an seperti masa sekarang adalah sesuai dengan penyusunan pada masa Khalifah Utsman bin Affan radhiyallhu’anhu. Kemudian pada ayatتَنَزَّلُ الْمَلائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ tanazzalu bermakna taktsuru, yang berarti banyak malaikat turun pada malam ini termasuk ruh (Jibril). Dan Jibril disebut dengan ruh karena dengan perantaraan dialah hidup iman, islam dan ihsan pada diri kaum muslimin.

Dan ayat تَنَزَّلُ الْمَلائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ (٤)سَلامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ (٥), tedapat perbedaan pendapat tanda waqof berakhir pada lafadz أَمْرٍ atau سَلامٌ. Ketika berhenti tanda waqof pada lafadz amrin, maka ayat tersebut bermakna : “Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Rabb-nya untuk mengatur segala urusan.” Sedangkan apabila tanda waqof pada lafadz salaamun, maka bermakna: “Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Rabb-nya untuk memudahkan/menyelamatkan (salaam) segala urusan hamba-hambanya.

Kitab yang dijadikan rujukan oleh Pemateri adalah Kitab Tafsir Al Qur’anul Adzim karya Al Hafidz Ibnu Katsir.


0 komentar: